Banjir Manisan Sambut Bedug Magrib di Suriah

Nahsh, manisan terbuat dari adonan susu dan qatayef adalah santapan berbuka paling dicari.

Qatayef (http://www.anissas.com/blog1)

VIVAnews - Berbuka dengan yang manis menjadi anjuran selama menjalankan puasa Ramadan. Di Suriah, Ramadan berarti membanjirnya aneka manisan tradisional untuk berbuka puasa. Puluhan jenis manisan dan permen di rak-rak toko dan festival makanan menjadi incaran warga muslim.

Warga muslim Suriah akrab dengan berbagai manisan tradisional sebagai santapan pembuka setelah bedug magrib. Adalah nahsh, manisan yang terbuat dari adonan susu, dan ghee gula yang dibalut krim serta sirup salah satu yang paling dicari selama Ramadan. Ada pula qatayef yang berbentuk lingkaran dari adonan manis kenari dan krim yang dipanggang sebelum dicampur dengan sirup.

Manisan dan permen terkenal dari Damaskus lainnya yang banyak digemari termasuk nammoura, pasta almond, ghraybah, Raha, kellaj, wardat, osmanliyah dan maghshusheh.

Selain menampilkan berbagai penanganan manis, pasar-pasar Damaskus bersolek menyambut pembeli, terutama di kawasan pasar manisan Midan. Kawasan yang penuh dengan toko permen tersohor ke penjuru negeri. Setiap toko berusaha menampilkan fitur unik dan indah yang membangkitkan selera dan menarik para pembeli.

Abu Arab Haidar, salah satu pemilik toko manisan paling laris di Midan, menyatakan penjualan manisan dan permen selama Ramadan naik empat hingga lima kali lipat. Jenis manisan terfavorit di antara lain nahsh, nammoura dan osmanliyah.

Selain membeli manisan jadi, sebagian warga muslim membeli berbagai bahan pembuat manisan dan mengisinya dengan berbagai jenis buah dan kacang-kacangan seperti kurma, kenari, pistacio dan buah-buahan kering lainnya.

Seperti dikutip dari kantor berita SANA, selama Ramadan, penjualan permen melambung tinggi dan bertahap akan menurun saat Idul Fitri.

• VIVAnews

Warga India Tewas Akibat Ledakan Ponsel

Korban ditemukan dengan luka serius di telinga kanan, leher, pundak, serta serpihan ponsel

Nokia 1209

VIVAnews - Seorang warga India dikabarkan tewas akibat ponsel yang ia gunakan meledak.

Seperti dikutip dari situs FoxNews, korban adalah anak muda bernama Gopal Gujjar, 23 tahun, yang diperkirakan tewas saat menelepon ketika tengah menggembala sapi di dalam hutan di daerah Banda Village, Kota, di bagian utara negara bagian Rajashtan India.

Tidak ada saksi mata yang menyaksikan kejadian ledakan ponsel itu. Namun, jenazah Gopal ditemukan dengan luka serius di telinga kanan, leher, dan pundaknya, beserta serpihan ponsel Nokia miliknya.

Seperti dilaporkan oleh Times of India, polisi meyakini bahwa kematian itu dipicu oleh ledakan ponsel Nokia 1209, sebuah ponsel basic (ponsel yang hanya menyediakan fungsi dasar untuk bertelepon dan berkirim pesan), yang diluncurkan pertama kali pada Agustus 2008.

Insiden ini dipercaya sebagai insiden pertama di mana seseorang menjadi korban ledakan ponsel di saat ponsel itu digunakan tanpa dicas.

Menurut Times of India, Januari lalu seorang ibu rumah tangga berusia 27 tahun di Andhra Pradesh, di pantai tenggara India, juga tewas akibat ledakan ponsel.

Korban tewas ketika sedang bercakap-cakap dengan suaminya melalui ponsel buatan Chinanya. Saat ledakan terjadi, ponsel tersebut digunakan ketika baterainya tengah dicas. (hs)

• VIVAnews

Al-Qu'ran Terbesar di Dunia Ada di Parung

Al-Qur’an ini terbuat dari pelepah pohon pisang bukan terbuat dari kertas.


Al Quran raksasa di Parung, Bogor (VIVAnews/ Ayatullah Humaeni)

VIVAnews - Al-Qur’an terbesar di dunia ada di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Shriyyah Nurul Iman yang terletak di Kampung Waru RT 01/01, DesaWaru Jaya, Kecamatan Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Al-Qur’an ini terdiri dari 30 juz, 6,666 ayat dan 114 surat.

Pimpinan Ponpes Al-Shiriyyah Nurul Iman, Assyekh Habib Saggaf bin
Mahdi bin Assyekh Abubbakar bin Salim, mengatakan, Al-Qur’an terbesar di dunia yang berada di Ponpes Al-Shriyyah Nurul Iman ini berasal dari Moro Filipina yang menghibahkan Al-Qur’an terbesar di dunia ini untuk Ponpesnya itu.

“Dua bulan yang lalu, tiba-tiba saja kami dapat kiriman. Mungkin saya diberi amanat untuk merawat dan menjaganya dengan sebaik mungkina," ungkap Abah, sebutan Assyekh kepada VIVAnews Jum’at 20 Agustus 2010.

Al-Qur’an ini panjangnya mencapai 2 meter dan lebarnya 2,80 meter. Selain itu, terbuat dari pelepah pohon pisang bukan terbuat dari kertas.

Disebut terbesar di dunia karena tidak ada lagi negara yang sanggup membuat Al-Qur’an sebesar ini, selain Filipina. Di Pakistan ada Al-Quran panjangnya 2 meter tapi dibuat dengan cetakan.

Sedangkan, Al-Qur’an di Ponpes Al-Shriyyah ini dibuatnya dengan tulisan tangan. "Mengenai profil atau berapa lama pembuatannya berapa orang yang menulis Al-Qur’an terbesar di dunia ini, kami belum bisa menjelaskan dengan secara detail," katanya.

Sebab sampai saat ini orang yang mengirimkan Al-Qur’an ini belum mengirim profilnya. "Sudah dua bulan kami menunggu profil Al-Qur’an ini,” tuturnya.

Al-Qur’an terbesar di dunia ini masih berwujud lembaran dan tersimpan di dalam Masjid Thoha yang berada di dalam Ponpes Al-Shriyyah Nurul Iman. Agar santri dan warga yang hendak sala bisa membacanya.

Kata dia, sebelum Al-Qur’an terbesar di dunia ini disimpan terlebih dahulu disensor makhrajnya satu persatu dan tajwidnya. Ternyata, Al-Qur’an ini tidak ada sedikitpun kesalahan. "Selama satu bulan sebelas hari saya mensensor Al-Qur’an itu di dalam kamarnya,” tukasnya.

Dia mengharapkan, dengan keberadaan Al-Qur’an ini, murid-muridnya yang berjumlah 18 ribu ini agar lebih memperhatikan dan hapalan Al-Qur’an terutama di bulan Ramadan.

"Mudah-mudahan Al Qur'an ini akan bermanfaat dan mampu bertahan sampai 500 tahun ke depan. Sebab tidak sembarang orang yang bisa menulis Al-Qur’an ini," kata Abah.

Laporan: Ayatullah Humaeni | Bogor

• VIVAnews